Gabaran Gereja Baptis Distrik Goa Balim-Wanuga.
Deskrisif umum tetang tata kota dan ruang pembangunan daerah yang
tertinggal Kuyawage Distrik Goa Balim (Wanuga) Kab Lanny Jaya-Privinsi
Papua, Salah satunya daerah ini dapat geografis wilayah paling ujung
barat dari Kabupaten Lanny jaya, Maka demikian pula sering terjadi dalam
projeck pembangunan masyarakat pun biasa dapat tersisa dari daerah lain
yang terdekat dan orang -orang dari daerah lain sebagai pengabisi
pemuka dan inportant dalam pemerintahan itu sendiri mengunakan hak-hak
oleh Masyarakat, Alam, Daerah Kuyawage Pemerintah, dan Organisasi
Gereja Kuyawage-Goa Balim, Namun saat ini kondisi dan perkebangan
pembangunan masih membangkit dari semua rekayasa-rekayasa oleh orang
lain dan ini menjadi motivasi dan inspirasi perubahan dan konsep
perencanaan pembangunan yang berinovasi oleh Pemerintah Distrik Kuyawage
Goa Balim bahwa awal dan tindakan yang kami dapatkan gambaran dibawah
ini:
Gambar tata ruang Gereja Baptis NGWILO-Wanuga Distrik Goa Balim
Kabupaten Lanny Jaya.
Gambar Distrik Goa Balim.
Gambar Ke-II diatas ini mendapatkan dari tempat duduk istrahat Gunung yang tertinggi pintu masuk Tinggina mengadapkan semua Distrik Goa Balim-Kuyawage, kesana yang itu adalah gunung yang ternama ia Wiru, dan masuk semua daerah Goa Balim.
Gambar saat bencana Bancir Laut (Wiru Abukme Niyonaregim)
baru awalmula ini ekspresinya.
Gambar tata ruang Gereja Baptis WANUGA Distrik Goa Balim
Kabupaten Lanny Jaya.
Distrik Goa Balim-Kuyawage adalah salah satunya yang sering terkenal Daerah Wanuga pintu
masuk Daerah Kuyawage dan sebelum masuk distri dari kabupaten lanny
jaya duluhnya dan nama Asli disebut alam masyarakat gereja adalah itu
Wanuga, dan setela distrik baru memakarkan tahun 2013 ini disebut nama
distriknya Goa Balim-di Kuyawage, Lalu gambar diatas ini gereja yang
tertua atau gereja induk pertama di daerah Wanuga ini ekspresi sendiri
dan belum lagi ada kantor-kantor majelis gereja wanuga itu yang ada
disamping kiri kanan yang membangun dan sangat berkokoh di saat orang
tua kami tahun 90 puluan dahulu.
Gambar tata ruang Gereja Baptis Melekon Distrik Goa Balim
Kabupaten Lanny Jaya.
Gereja Baptis Melekon-Wanuga Distrik Goa Balim.
Gerja ini baru pelahir dan penduduk dari Gerja induk Wanuga dan Ekspresinya saat baru dibangun ruang halaman gereja dan lainya.
Memberikan gambaran singkat ini Gereja baptis Wanuga Distrik Goa Balim
Wilayah Kabupaten Lanny Jaya, Ndugama dan Puncak Papua, dapat
menyampaikan kondidisi saat ini ketiga Organisasi Gerja Baptis
Wanuga-Kuyawage, dan ini tidak hanya kami ditingalkan dari kondisi
gereja ini, Namun inilah menjadi sebuah inspirasi baru yang harus
medorong pembangunan secara Rohani kepada masyarak dan daerah Wanuga
Distrik Goa Balim-Kuyawage, bahwa ini motivsi dan mendapatkan sebuah
perencaan pembangunan yang baru oleh Rege-Generasi Penerus pembangunan
Daerah Wanuga Distrik Goa Balim sebagai penyantung akar gereja baptis
wanuga masa akan mendatangnya sungguh dan harapan.
Pemuda dan Pengharapan perjuangan dalam Kristus
Buletin Pillar mengambil tema “Pemuda dan Gerakan Reformed
Injili” pada tahun baru 2012. Sesuatu yang “Baru” menimbulkan
pengharapan yang adalah jangkar bagi kehidupan dan elemen dasar
kehidupan. Pengharapan yang benar akan memberikan kekuatan bagi
kehidupan untuk melewati berbagai macam krisis. Ibrani menyatakan bahwa
pengharapan di dalam Kristus adalah sauh (jangkar) yang kuat dan aman
bagi jiwa kita. Sauh yang dilabuhkan sampai ke belakang tabir oleh
Kristus di hadapan takhta Allah.[1]
Kristus memberikan perjanjian yang baru, hidup yang baru, dan
pengharapan yang baru. Yesus yang berumur delapan hari menjadi bentuk
konkret dari keselamatan yang memberikan pengharapan dan dilihat oleh
Simeon sebelum dia meninggal dengan tenang.[2]
Pengharapan kekal mengantarkan setiap generasi pulang dengan tenang ke
hadapan takhta Allah dan pengharapan kekal yang sama juga diteruskan di
dalam sejarah untuk generasi berikutnya. Dan selama sejarah masih
bergulir untuk menggenapkan kehendak Allah yang kekal, maka generasi
demi generasi dalam sejarah Kerajaan Allah akan berestafet meneruskan
sejarah Gereja. Sejarah Gereja diisi oleh para pahlawan iman dan hari
depan Gereja berada di tangan para pemuda yang kelak akan menjadi
pahlawan iman yang serupa.
Baik garis keturunan dalam keluarga,
kaum buruh, profesional dan bos dalam masyarakat, maupun tampuk
pemerintahan dalam kehidupan berbangsa, semuanya harus digeser oleh
waktu dan diberikan kepada pemuda. Baik pihak yang tua maupun yang muda
harus rela melakukan serah terima ini. Generasi tua harus rela
menyerahkan segala beban dan tanggung jawab untuk diteruskan kepada yang
muda dan generasi muda harus rela memikul tanggung jawab yang
diembankan kepadanya. Proses waktu tidak memandang bulu apakah serah
terimanya lancar atau tidak, generasi yang tua memberikan nasihat dan
bimbingan atau tidak, generasi yang muda mempersiapkan diri atau tidak,
pokoknya waktu akan terus bergulir dan tanggung jawab tiba di tangan
pemuda menuju zaman yang baru. Karena itu pemuda merupakan fase hidup
yang berada di dalam posisi krusial bagi pengharapan umat manusia suatu
zaman.
Pemuda dan Zaman
Berbicara mengenai pemuda dan Gerakan Reformed Injili, kita tidak akan bisa lepas dari pembahasan tentang zaman. Mengapa? Karena pendiri Gerakan Reformed Injili mengaitkan zaman dan pemuda serta zaman dan Gerakan Reformed Injili dengan erat. “Pemuda dan Krisis Zaman”[3] menjadi buah pemikiran beliau tentang pemuda Kristen di zaman ini. Bagaimana kita sebagai seorang pemuda Kristen harus menegakkan identitas diri, menegakkan kepercayaan Kristen, menegakkan keyakinan, menegakkan arah zaman, menegakkan kualitas iman, menegakkan bobot hidup, dan menegakkan niat mempermuliakan Allah. Zaman yang terus bergulir tanpa memandang bulu berada di tangan pemuda-pemuda seperti ini. Jika para pemuda gagal atau lalai mengemban tugas dan misinya, bahkan tidak sadar akan misinya, maka zaman yang baru tidak memiliki pengharapan. Dan “Gerakan Reformed Injili? Apa dan Mengapa?”[4] menjadi buah pemikiran beliau tentang keberadaan gerakan di tengah zaman ini mulai dari motivasi, dasar, rencana dan pelaksanaan, serta arah ke depan. Gerakan yang berada di dalam gelombang transisi dari masyarakat agrikultural (pertanian) menuju masyarakat industrialisasi dan juga menuju masyarakat informasi. Itulah sebabnya gerakan ini tidak mudah diikuti oleh orang yang belum biasa dengan kedahsyatan gelombang transisi ini.[5] Dibutuhkan pemuda-pemuda yang cakap, kuat, dan mau untuk meneruskan gerakan ini. Pemuda yang cukup luas untuk menampung beban dan kesulitan dalam berbagai lapisan masyarakat untuk membawa terang Firman dan Injil di tengah-tengah dunia.
Berbicara mengenai pemuda dan Gerakan Reformed Injili, kita tidak akan bisa lepas dari pembahasan tentang zaman. Mengapa? Karena pendiri Gerakan Reformed Injili mengaitkan zaman dan pemuda serta zaman dan Gerakan Reformed Injili dengan erat. “Pemuda dan Krisis Zaman”[3] menjadi buah pemikiran beliau tentang pemuda Kristen di zaman ini. Bagaimana kita sebagai seorang pemuda Kristen harus menegakkan identitas diri, menegakkan kepercayaan Kristen, menegakkan keyakinan, menegakkan arah zaman, menegakkan kualitas iman, menegakkan bobot hidup, dan menegakkan niat mempermuliakan Allah. Zaman yang terus bergulir tanpa memandang bulu berada di tangan pemuda-pemuda seperti ini. Jika para pemuda gagal atau lalai mengemban tugas dan misinya, bahkan tidak sadar akan misinya, maka zaman yang baru tidak memiliki pengharapan. Dan “Gerakan Reformed Injili? Apa dan Mengapa?”[4] menjadi buah pemikiran beliau tentang keberadaan gerakan di tengah zaman ini mulai dari motivasi, dasar, rencana dan pelaksanaan, serta arah ke depan. Gerakan yang berada di dalam gelombang transisi dari masyarakat agrikultural (pertanian) menuju masyarakat industrialisasi dan juga menuju masyarakat informasi. Itulah sebabnya gerakan ini tidak mudah diikuti oleh orang yang belum biasa dengan kedahsyatan gelombang transisi ini.[5] Dibutuhkan pemuda-pemuda yang cakap, kuat, dan mau untuk meneruskan gerakan ini. Pemuda yang cukup luas untuk menampung beban dan kesulitan dalam berbagai lapisan masyarakat untuk membawa terang Firman dan Injil di tengah-tengah dunia.
Apakah kita sebagai pemuda Kristen
menyadari arah sejarah Gerakan Reformed Injili yang melawan arus yang
tidak biasa yaitu arus gelombang transisi yang dahsyat? Dalam berbagai
kesempatan[6], Pdt.
Dr. Stephen Tong mengatakan bahwa manusia dibagi menjadi tiga jenis:
mewarisi sejarah, menganalisis sejarah, dan mengubah sejarah. Apakah
kita sudah mulai mengambil langkah untuk mempelajari sejarah? Atau
justru kita melewatkan waktu yang lewat, memasukkan museum ke dalam
museum, dan menyejarahkan sejarah itu sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar